Selasa, 12 April 2011

NATA KU NATAR KAMI & NATAL MU

NATA KU NATAR KAMI & NATAL MU
Oleh : Shaff Ra Alisyahbana

Nata ku , Kota Tua di Pesisir Barat Sumatera di Daerah Mandailing Natal, dimana sejak zaman Nabi Sulaiman AS ( + 900 ) sudah dihuni oleh bangsa Arab , Bugis dan Batak Mandailing. Kemudian masuklah saudagar dan perambak Agama Islam Ibnu Bathutah sekitar tahun 1325 – 1345, dimanakannya RANAH NATA dalam bahasa Arab yang ber arti “ Jeritan di atas bukit kecil “. Nama ini berkaitan dengan terjadinya pelaksanaan hukuman dera terhadap seorang terhukum yang dilaksanakan diatas sebuah bukik kecil, lalu dinamakan “ Bukik Mandera “ dan kini dinamakan “ Bukik Bandera “. Itulah NATA ku , Ranah tempat lahir dan dibesarkan aku serta orangtua dan nenek moyangkan yang pindah dari Angin Baratlama Tambangan yang bermarga Batubara. NATA ku adalah beradat istiadat dan berbahasa Melayu Pesisir ( MESIR ) dengan system matriachaat (keibuan) dengan mempunyai Suku. Aku dan Zuriat Muridun Pancang Peje Batubara adalah masuk Suku Rao di Ranah Nata.
Ranah ku berpenduduk asli 100 % beragama ISLAM dan hanya satu orang yang murtad menurut catatan Sejarah yaitu Siti Nurhani ,anak ke – 8 dari Abdul Muluk Sutan Guru bin Sutan Gagar Alam bin Sutan Iskandar Zulkarnaen,suami Puti Bulan Tersingit, Ratu Pertama Kerajaan Batahan.
NATA ku tidak sama dengan Natal mu , sebab Natal mu adalah Natal Christmas. NATA ku adalah “ RANAH NATA “ yang ditandai dengan tanda alami Pantai Barat yang bagaikan huruf “ NUN “ dan huruf “ TA “ yang keduanya adalah huruf Arab yang menandakan bahwa RANAH NATA adalah SERAMBI MEKKAH SIRAT MADINA.
Natal, Mandailing Natal
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Natal adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara, Indonesia, di pantai barat Sumatera Utara. Di dekat kota ini terdapat Taman Nasional Batang Gadis dan di sana terdapat kegiatan menambang emas.Kota ini merupakan tempat kelahiran beberapa tokoh terkenal Indonesia, seperti Willem Iskandar, Sutan Takdir Alisjahbana, dan Amrus Natalsya.
Kecamatan Natal, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara
Balimbing • Bintuas • Bonda Kase • Buburan • Kampung Sawah • Panggautan • Pardamean Baru • Pasar I Natal • Pasar II Natal • Pasar III Natal • Pasar V Natal • Pasar VI Natal • Patiluban Hilir • Patiluban Mudik • Perkebunan Patiluban • Rukun Jaya • Sasaran • Setia Karya • Sikara Kara • Sikara Kara I • Sikara Kara II • Sikara Kara III • Sikara Kara IV • Sinunukan V • Suka Maju • Sundutan Tigo • Taluk • Tegal Sari •

NATAL mu adalah :Natal
Artikel ini merupakan hari raya Kristen yang didasarkan atas peristiwa Kelahiran Yesus.Natal (dari bahasa Portugis yang berarti " kelahiran ") adalah hari raya umat Kristen yang diperingati setiap tahun oleh umat Kristiani pada tanggal 25 Desember untuk memperingati hari kelahiran Yesus Kristus. Natal dirayakan dalam kebaktian malam pada tanggal 24 Desember; dan kebaktian pagi tanggal 25 Desember. Beberapa gereja Ortodoks merayakan Natal pada tanggal 6 Januari (lihat pula Epifani).Dalam tradisi barat, peringatan Natal juga mengandung aspek non-agamawi. Beberapa tradisi Natal yang berasal dari Barat antara lain adalah pohon Natal, kartu Natal, bertukar hadiah antara teman dan anggota keluarga serta kisah tentang Santa Claus atau Sinterklas.
Kata “natal” berasal dari ungkapan bahasa Latin Dies Natalis (Hari Lahir). Dahulu juga dipakai istilah Melayu-Arab Maulid atau Milad. Pada negara-negara yang berbahasa Arab, hari raya ini disebut dengan Idul Milad. Dalam bahasa Inggris perayaan Natal disebut Christmas, dari istilah Inggris kuno Cristes Maesse (1038) atau Cristes-messe (1131), yang berarti Misa Kristus. Christmas biasa pula ditulis Χ'mas, suatu penyingkatan yang cocok dengan tradisi Kristen, karena huruf Χ dalam bahasa Yunani merupakan singkatan dari Kristus atau dalam bahasa Yunani Chi-Ro.Dalam Alkitab bahasa Indonesia sendiri tidak dijumpai kata " Natal ", yang ada hanya kelahiran Yesus.Orang majus mengunjungi Yesus, diperingati pada Malam Kedua Belas setelah kelahirannya pada hari Natal. (Epifani) Cerita kelahiran Yesus dalam Injil Perjanjian Baru ditulis dalam kitab Matius (Matius 1:18-2:23) dan Lukas (Lukas 2:1-21).Menurut Lukas, Maria mengetahui dari seorang malaikat bahwa dia telah mengandung dari Roh Kudus tanpa persetubuhan. Setelah itu dia dan suaminya Yusuf meninggalkan rumah mereka di Nazaret untuk berjalan ke kota Betlehem untuk mendaftar dalam sensus yang diperintahkan oleh Agustus, Kaisar Romawi pada saat itu. Karena mereka tidak mendapat tempat untuk menginap di kota itu, bayi Yesus dibaringkan di sebuah palungan (malaf)[1][2]. Kelahiran Kristus di Betlehem Efrata, Yudea, di kampung halaman Daud, nenek moyang Yusuf, memenuhi nubuat nabi Mikha (Mikha 5:1-2. (Di Israel purba mereka mengenal ada dua kota Betlehem, kota Betlehem satunya lagi berada di tanah Zebulon.)Matius mencatat silsilah dan kelahiran Yesus dari seorang perawan, dan kemudian beralih ke kedatangan orang-orang majus dari Timur yang diduga adalah Arabia atau Persia untuk melihat Yesus yang baru dilahirkan. Orang-orang bijak tersebut mula-mula tiba di Yerusalem dan melaporkan kepada raja Yudea, Herodes Agung, bahwa mereka telah melihat sebuah bintang yang sekarang disebut Bintang Betlehem menyambut kelahiran seorang raja. Penelitian lebih lanjut memandu mereka ke Betlehem Yudea dan rumah Maria dan Yusuf. Mereka mempersembah kan emas, kemenyan, dan mur kepada bayi Yesus. Ketika bermalam, orang-orang majus itu mendapatkan mimpi yang berisi peringatan bahwa Raja Herodes merencanakan pembunuhan terhadap anak tersebut. Karena itu mereka memutuskan untuk langsung pulang tanpa memberitahu Herodes suksesnya misi mereka. Matius kemudian melaporkan bahwa keluarga Yesus kabur ke Mesir untuk menghindari tindakan Raja Herodes yang memutuskan untuk membunuh semua anak di bawah dua tahun di Betlehem untuk menghilangkan saingan terhadap kekuasaannya. Setelah kematian Herodes, Yesus dan keluarga kembali dari Mesir, tetapi untuk menghindar dari raja Yudea baru ( anak Herodes Agung, yakni Herodes Arkhelaus ) mereka pergi ke Galilea dan tinggal di Nazaret.Sisi lain dari cerita kelahiran Yesus yang disampaikan oleh kitab Injil adalah penyampaian berita itu oleh para malaikat kepada para gembala. Beberapa nyanyian Natal menyebutkan bahwa para gembala itu melihat sebuah bintang yang besar bersinar di atas kota Betlehem. Mereka mengikuti bintang itu hingga ke tempat kelahiran Yesus. Beberapa astronom dan sejarawan telah berusaha menjelaskan gabungan sejumlah peristiwa angkasa yang dapat ditelusuri yang mungkin dapat menerangkan penampakan bintang raksasa yang tidak pernah dilihat sebelumnya itu, pendapat yang paling kuat adalah dari Johannes Kepler, yang menerangkan bahwa Bintang Natal atau Bintang Betlehem itu secara astronomik adalah konjungsi planet Jupiter dan Saturnus pada konstalasi Pisces. Dan konjungsi ini memang benar terjadi pada bulan Desember tahun 7 sebelum Masehi. Penampakan bintang itu sebenarnya menurut Alkitab untuk membantu para orang majus mengetahui letak di mana Yesus dilahirkan agar kemudian dapat melaporkan kepada Herodes. Tetapi karena niat Herodes yang jahat, para orang majus tidak kembali melaporkan kepada Herodes.
Asal-mula peringatan Natal
Peringatan hari kelahiran Yesus tidak pernah menjadi perintah Kristus untuk dilakukan. Cerita dari Perjanjian Baru tidak pernah menyebutkan adanya perayaan hari kelahiran Yesus dilakukan oleh gereja awal. Klemens dari Aleksandria mengejek orang orang yang berusaha menghitung dan menentukan hari kelahiran Yesus. Dalam abad abad pertama hidup kerohanian anggota anggota jemaat lebih diarahkan kepada kebangkitan Yesus. Natal tidak mendapat perhatian. Perayaan hari ulang tahun umumnya terutama oleh Origenes dianggap sebagai suatu kebiasaan kafir: orang orang seperti Firaun dan Herodes yang merayakan hari ulang tahun mereka. Orang Kristen tidak berbuat demikian: orang Kristen merayakan hari kematiannya sebagai hari ulang tahunnya.
Tetapi di sebelah Timur orang telah sejak dahulu memikirkan mukjizat pemunculan Allah dalam rupa manusia. Menurut tulisan tulisan lama suatu sekte Kristen di Mesir telah merayakan "pesta Epifania" (pesta Pemunculan Tuhan) pada tanggal 4 Januari. Tetapi yang dimaksudkan oleh sekte ini dengan pesta Epifania ialah munculnya Yesus sebagai Anak Allah yaitu pada waktu Ia dibaptis di sungai Yordan. Gereja sebagai keseluruhan bukan saja menganggap baptisan Yesus sebagai Epifania, tetapi terutama kelahiran-Nya di dunia. Sesuai dengan anggapan ini Gereja Timur merayakan pesta Epifania pada tanggal 6 Januari sebagai pesta kelahiran dan pesta baptisan Yesus. Perayaan kedua pesta ini berlangsung pada tanggal 5 Januari malam (menjelang tanggal 6 Januari) dengan suatu tata ibadah yang indah, yang terdiri dari Pembacaan Alkitab dan puji pujian. Ephraim dari Syria menganggap Epifania sebagai pesta yang paling indah. Ia katakan: “Malam perayaan Epifania ialah malam yang membawa damai sejahtera dalam dunia. Siapakah yang mau tidur pada malam, ketika seluruh dunia sedang berjaga jaga ? ”
Pada malam perayaan Epifania semua gedung gereja dihiasi dengan karangan bunga. Pesta ini khususnya dirayakan dengan gembira di gua Betlehem, tempat Yesus dilahirkan.
Perayaan Natal baru dimulai pada sekitar tahun 200 M di Aleksandria (Mesir). Para teolog Mesir menunjuk tanggal 20 Mei tetapi ada pula pada 19 atau 20 April. Di tempat-tempat lain perayaan dilakukan pada tangal 5 atau 6 Januari; ada pula pada bulan Desember. Perayaan pada tanggal 25 Desember dimulai pada tahun 221 oleh Sextus Julius Africanus, dan baru diterima secara luas pada abad ke-5. Ada berbagai perayaan keagamaan dalam masyarakat non-Kristen pada bulan Desember. Dewasa ini umum diterima bahwa perayaan Natal pada tanggal 25 Desember adalah penerimaan ke dalam gereja tradisi perayaan non-Kristen terhadap (dewa) matahari: Solar Invicti (Surya tak Terkalahkan), dengan menegaskan bahwa Yesus Kristus adalah Sang Surya Agung itu sesuai berita Alkitab (lihat Maleakhi 4:2; Lukas 1:78; Kidung Agung 6:10.Yusuf, Maria, dan bayi Yesus
Ada pendapat yang berkata bahwa tanggal 25 Desember bukanlah tanggal hari kelahiran Yesus.[rujukan?] Pendapat ini diperkuat berdasarkan kenyataan bahwa pada malam tersebut para gembala masih menjaga dombanya di padang rumput. (Lukas 2:8). Pada bulan Desember tidak mungkin para gembala masih bisa menjaga domba-dombanya di padang rumput sebab musim dingin pada saat tersebut telah tiba jadi sudah tidak ada rumput yang tumbuh lagi. Para pendukung tanggal kelahiran bulan Desember berpendapat meski musim dingin, domba-domba tetap tinggal di kandangnya di padang rumput dan tetap dijaga oleh gembala, dan meski tidak ada rumput, padang rumput tetaplah disebut padang rumput. Ada juga pendapat yang berkata bahwa perayaan Natal bersumber dari tradisi Romawi pra-Kristen, peringatan bagi dewa pertanian Saturnus jatuh pada suatu pekan di bulan Desember dengan puncak peringatannya pada hari titik balik musim dingin (winter solstice) yang jatuh pada tanggal 25 Desember dalam kalender Julian. Peringatan yang disebut Saturnalia tersebut merupakan tradisi sosial utama bagi bangsa Romawi. Agar orang-orang Romawi dapat menganut agama Kristen tanpa meninggalkan tradisi mereka sendiri, atas dorongan dari kaisar Kristen pertama Romawi, Konstantin I, Paus Julius I memutus kan pada tahun 350 bahwa kelahiran Yesus diperingati pada tanggal yang sama. Namun pandangan ini disanggah oleh Gereja Ritus Timur, karena Gereja Ritus Timur sudah merayakan kelahiran Yesus sejak abad ke-2, sebelum Gereja di Roma menyatakan perayaan Natal pada tanggal 25 Desember.
Oleh karena itu, ada beberapa aliran Kristen yang tidak merayakan tradisi Natal karena dianggap berasal dari tradisi kafir Romawi, yaitu aliran Gereja Yesus Sejati, Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, Gereja Baptis Hari Ketujuh, Perserikatan Gereja Tuhan, kaum Yahudi Mesianik, dan Gereja Jemaat Allah Global Indonesia. Saksi-Saksi Yehuwa juga tidak merayakan Natal.
Meskipun kapan Hari Natal jatuh masih menjadi perdebatan, agama Kristen pada umumnya sepakat untuk menetapkan Hari Natal jatuh setiap tanggal 25 Desember dalam Kalender Gregorian ini didasari atas kesadaran bahwa penetapan hari raya liturgis lain seperti Paskah dan Jumat Agung tidak didapat dengan pendekatan tanggal pasti namun hanya berupa penyelenggaraan kembali acara-acara tersebut dalam satu tahun liturgi, yang bukan mement ingkan ketepatan tanggalnya namun esensi atau inti dari setiap peringatan tersebut untuk dapat diwujudkan dari hari ke hari.
Tahun kalender Masehi diciptakan pada abad ke-6 oleh seorang biarawan yang bernama Dionysius Exignus. Tahun Masehi yang kita gunakan sekarang ini disebut juga anno Domini (Tahun Tuhan). Bagaimana ia bisa mengetahui bahwa Tuhan Yesus dilahirkan pada tahun 1 SM? Ia mengambil data dari catatan sejarah yang menyatakan bahwa pada tahun 754 kalender Romawi itu adalah tahun ke 15 dari pemerintahan Kaisar Tiberius seperti yang tercantum di Lukas 3:1-2. Data inilah yang dijadikan patokan olehnya untuk mengawali tahun 1 SM.
Di samping itu ia juga mengambil data dari Lukas 2:1-2 yang menyatakan bahwa Kirenius (Gubenur dari Siria) pertama kali menjalankan program sensus. Walaupun demikian masih juga orang yang meragukannya, sebab menurut sejarahwan Yahudi yang bernama Flavius Josephus, raja Herodes meninggal dunia pada tahun 4 sebelum Masehi sehingga konsekuensinya tanggal lahir Yesus harus dimundurkan sebanyak empat tahun. Tapi teori ini pun tidak benar, sebab ia menganalisa tahun tersebut berdasaran adanya gerhana bulan pada tahun saat Herodes meninggal dunia yang terjadi di Yerusalem pada tanggal 13 Maret tahun 4 sebelum Masehi.
Banyak tradisi perayaan Natal di barat yang merupakan pengembangan kemudian dengan menyerap unsur berbagai kebudayaan. Pohon natal di gereja atau di rumah-rumah mungkin berhubungan dengan tradisi Mesir, atau Ibrani kuno. Ada pula yang menghubungkannya dengan pohon khusus di taman Eden (lihat Kejadian 2:9). Tetapi dalam kehidupan pra-Kristen Eropa memang ada tradisi menghias pohon dan menempatkannya dalam rumah pada perayaan tertentu. Tradisi “Pohon Terang” modern berkembang dari Jerman pada abad ke-18.[3]
Terdapat pula tradisi mengirim Kartu Natal, yang dimulai pada tahun 1843 oleh John Callcott Horsley dari Inggris. Biasanya dengan gambar yang berhubungan dengan kisah kelahiran Yesus Kristus dan disertai tulisan: Selamat Hari Natal dan Tahun Baru. Dewasa ini orang memakai teknologi informasi (email) berkirim kartu Natal elektronik.Juga dalam rangka perayaan Natal dikenal di Indonesia tradisi Sinterklaas, yang berasal dari Belanda. Tradisi yang dirayakan pada tanggal 6 Desember ini, berhubungan dengan St. Claus (Santa Nikolas), seorang tokoh legenda, yang mengunjungi rumah anak-anak pada malam dengan kereta salju terbang ditarik beberapa ekor rusa kutub membagi-bagi hadiah. Dalam dunia modern, perayaan Natal secara sekuler lebih menekankan aspek saling memberi hadiah Natal, sehingga ada yang beranggapan Santa Nikolas makin lebih penting daripada Yesus Kristus. Dalam tradisi Sinterklass Belanda tokoh yang digambarkan oleh suatu iklan minuman Amerika sejak tahun 1931 sebagai seorang tua gendut, bercambang putih dan berpakain merah dengan sepatu bot, ikat pinggang hitam, dan topi runcing lembut ini – menjadi bagian dari acara keluarga (untuk mendisiplin anak-anak) dengan mengunjungi rumah-rumah disertai pembantu berkulit hitam (Zwarte Pit) yang memikul karung berisi hadiah untuk anak yang baik; tetapi karung itu juga tempat anak-anak nakal dimasukkan untuk dibawa pergi. Yang sering kita lihat juga Natal dimeriahkan dengan banyak cahaya lampu berkelap-kelip. Selain untuk menambah semarak perayaan, ini juga memiliki pemahaman cahaya yang ada, maksudnya adalah Kristus akan mengusir kuasa kegelapan.[4]
Berbeda dengan tradisi perayaan Natal di barat, perayaan Natal ritus timur banyak mengandung aspek rohani seperti puasa, bermazmur, membaca Alkitab, dan puji-pujian. Di Gereja-gereja Arab, boleh dibilang tidak ada perayaan Natal tanpa didahului puasa. Gereja Ortodoks Syria melakukan persiapan Natal dengan berpuasa selama 10 hari. Sementara di Gereja Ortodoks Koptik puasanya lebih lama lagi, yaitu sejak minggu terakhir November. Jadi, sekitar 40 hari. Waktu iftar (buka puasa) pada tanggal 7 Januari pagi. Puasa pra-Natal ini disebut dengan puasa kecil (Shaum el-Shagir). Meskipun agak berbeda dalam tradisi, secara prinsip cara ini tidak jauh berbeda dengan cara berpuasa Gereja-gereja Orthodoks lain.
Dalam masa Natal, Lilin menggambarkan atau memberikan gambaran tentang Kristus.[5] Kristus dilambangkan sebagai terang bagi dunia yang gelap.[5] Di dalam Alkitabpun tertulis tentang terang, di dalam Perjanjian Lama,Yesaya 9 : 1-6, “terang yang besar”, sedangkan di dalam Perjanjian Baru, Yohanes 1 : 1-18,” terang manusia”. [5]
Bukan hanya di dalam peribadahan saja, di rumah-rumah dan di toko-toko kerap di hias dengan lampu-lampu yang kelap-kelip, hal ini muncul sejak zaman patristik sebagai gambaran akan terang yang mengalahkan kegelapan. [5] Penggunaan lilin dan lampu-lampu kelap-kelip merupakan pengaruh dari pesta cahaya Yahudi atau Hanukkah Yahudi. [5] Hari raya Hanukkah dirayakan sekitar masa Adven dan Natal, dan terkadang sering diplesetkan dengan istilah Natal Yahudi.[5]
Natal biasanya merupakan stimulus ekonomi tahunan terbesar di berbagai negara di dunia. Penjualan barang-barang meningkat tajam di berbagai area retail, dan pada musim Natal orang-orang membeli berbagai hadiah, dekorasi, dan persediaan Natal. Industri yang bergantung pada penjualan di musim Natal antara lain kartu Natal, pohon Natal, dan lain-lain.
Selain kegiatan ekonomi terbesar, Hari Natal di berbagai negara Barat merupakan hari paling sepi bagi dunia bisnis; hampir semua toko retail, institusi bisnis dan komersial tutup, dan hampir semua industri berhenti beroperasi. Studio-studio film merilis berbagai film berbiaya tinggi pada musim Natal untuk menghibur orang-orang, yang sedang berlibur.
Selama puasa, jemaat gereja-gereja Koptik, seperti Gereja Koptik Sayidah el-Adzra’ (Santa Maria), di Madinat al-Tahrir, Imbaba, Kairo mempunyai kebiasaan hanya makan sekali sehari dengan menu makanan semacam tempe (dari kacang-kacangan), namanya tamiya atau falafel yang dimakan dengan sepotong roti dan air putih. Karena itu, uang belanja yang biasanya mereka belikan daging dan menu lumayan mewah lainnya dikumpulkan dan diserahkan langsung kepada orang orang miskin yang dikoordinasi oleh Gereja.[rujukan?]

1. NATAL KWAIZULU - AFRICA SELATAN .
Sejarah
Pada 1497, penjelajah Portugis Vasco da Gama tiba di tempat yang kini dikenal sebagai Durban dan menamakannya Rio De Natal (Sungai Natal), kemudian diganti menjadi Port Natal (Pelabuhan Natal).
Pada 1823, kota ini diduduki oleh penjelajah Inggris dan pada 1835, Port Natal berganti nama menjadi Durban untuk menghargai gubernur koloni Cape ketika itu, [[Sir Benjamin D'Urban]].
Pada akhir 1800, pihak Inggris membawa masuk kuli dari India untuk bekerja di ladang tebu di sini. Kini penduduk India telah bertambah, menjadikan Durban pemukiman bangsa India yang paling padat di luar India. Durban (singkatan: Durbs, oleh penutur bahasa Zulu disebut eThekwini) merupakan kota yang terkenal sebagai tempat istirahat di hari libur dan juga tempat hiburan terkenal di Afrika Selatan dengan pantainya yang indah menghadapi Lautan Hindia dan juga taman-taman rekreasi serta kasino untuk golongan mewah. Kota ini adalah kota metropolitan terbesar di provinsi Kwazulu-Natal. Ia juga mempunyai penduduk pelbagai kaum dengan masyarakat India yang agak banyak. Antara orang India terkenal yang pernah kemari termasuk Mahatma Gandhi. Di samping itu Durban terkenal dengan pelabuhan Durban, yaitu pelabuhan yang tersibuk di benua Afrika.
Pada 1497, penjelajah Portugis Vasco da Gama tiba di tempat yang kini dikenal sebagai Durban dan menamakannya Rio De Natal (Sungai Natal), kemudian diganti menjadi Port Natal (Pelabuhan Natal). Pada 1823, kota ini diduduki oleh penjelajah Inggris dan pada 1835, Port Natal berganti nama menjadi Durban untuk menghargai gubernur koloni Cape ketika itu, Sir Benjamin D'Urban.Pada akhir 1800, pihak Inggris membawa masuk kuli dari India untuk bekerja di ladang tebu di sini. Kini penduduk India telah bertambah, menjadikan Durban pemukiman bangsa India yang paling padat di luar India.
Sesuai sensus tahun 2001, Durban mempunyai 3.090.117 penduduk. Persentase berdasarkan suku adalah: kulit hitam 68,30%, campuran 2,82%, India/Asia 19,90%, dan kulit putih 8,98%.Agama-agama yang dipeluk warga Durban antara lain adalah Kristen. Islam, Hindu, Yahudi dan ada pula yang atheis.
Durban sejak dahulu mempunyai daya tarik yang istimewa, tempat pertemuan Lautan Hindia yang indah dengan pantai keemasan yang luas. Terdapat tiga kawasan pelancongan yang menarik: keindahan alami Lembah Ribuan Bukit (Lembah Seribu Pergunungan), pantai-pantai yang cantik di sebelah selatan dan Pesisir Gula, tempat yang kaya dengan budaya dan peninggalan sejarah.Tempat yang paling sibuk di sini ialah Durban Metro. Ia adalah titik pertemuan kerajaan Zulu dengan Timur dan Barat. Banyak budaya telah memengaruhi kota ini dan pengunjung akan dihibur dengan pelbagai acara seperti tarian tradisional perwiranya, "fire-walkers" yaitu adat berjalan di atas api dan melihat banyak bangunan menarik seperti bangunan gaya kolonial. Di sini juga terdapat kasino yang dipanggil Sugar Mill Casino bagi mereka yang berminat berjudi. Metro ini juga mempunyai banyak teater, klub malam, disko sebagaimana kota metropolitan lain di dunia.
2. NATAL BRASIL – AMERIKA SELATAN.
Natal
BEM VINDO A NATAL !!
Natal, capital do Rio Grande do Norte, vem despontando como um dos principais destinos turísticos do Brasil.
Turistas de todas as partes do país e do mundo ficam encantados com as belezas naturais, a hospitalidade do povo e a tranqüilidade de Natal.
Esse site busca trazer informações interessantes e relevantes para os turistas que chegam a Natal. Procuramos manter o guia o mais atualizado possível. Agradecemos pelas visitas e pelos comentários, que nos estimulam a manter o site em constante aprimoramento.
«Informações; «Praias; «Passeios
«Hotéis; «Restaurantes; «Compras
«Pipa; «Rio Grande do Norte
Vindo a Natal?
Natal está em posição privilegiada, que permite visitas a outras importantes cidades do Nordeste do Brasil.
Sumber > www.booking.com/Natal http:www.viagemdeferias.com/Natal/
3.PULAU NATAL.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Keindahan Pulau Natal, 500 km (310 mil) selatan Jakarta, Indonesia
Kamis, 06 Januari 2011
Pulau Natal atau christmas island Terletak 2.600 kilometer (1.600 mil) baratlaut dari kota Australia Barat Perth, 500 km (310 mil) selatan Jakarta, Indonesia . Pulau ini merupakan kekuasaan dari pemerintahan Australia. Kota ini memiliki populasi penduduk 1.403.
Kapten William Mynors dari Royal Maria, menemukan sebuah pulau ketika ia berlayar melewati di Natal Hari tahun 1643, kemudian ia memberikan namanya sebagai pulau natal atau christmas island. peta pulau ini pertamakali dibuat oleh Pieter Goos, yang diterbitkan pada tahun 1666.William Dampier, kapal kapal Inggris Cygnet, membuat rekaman awal kunjungan ke pulau Maret 1688. Ia menemukan pulau itu tidak berpenghuni.Di pulau ini ditemukan Fosfat yang cukup besar. Dari hasil survei awal, Sir John Murray meneliti daerah pulau ini dan menghasilkan banyak hampir murni fosfat dari kapur. Fosfat, disimpan sebagai guano, telah ditambang di pulau selama bertahun-tahun, 63% dari 135 kilometer persegi (52 mil ²)
Christmas Island adalah termasuk dari wilayah pemerintahan di Australia, yang saat ini dikelola Attorney-General's Department. Administrasi dilakukan oleh Department of Transport and Regional Services. Pemerintah Australia menyediakan Persemakmuran tingkat pelayanan pemerintah melalui Pulau Christmas Administrasi dan Departemen Infrastruktur. Tidak ada pemerintah negara bagian, sebaliknya, pemerintah negara bagian layanan jenis disediakan oleh kontraktor, termasuk departemen Pemerintah Australia Barat, dengan biaya dipenuhi oleh Australia.
Fosfat pertambangan telah menjadi satu-satunya kegiatan ekonomi yang signifikan, tetapi pada bulan Desember tahun 1987, pemerintah Australia menutup tambang. Pada 1991, tambang dibuka kembali oleh sebuah konsorsium yang mencakup banyak mantan pekerja tambang sebagai pemegang saham. Dengan dukungan dari pemerintah, $ 34 juta casino dibuka pada 1993, namun ditutup pada tahun 1998 dan belum kembali dibuka. Flora dan Fauna. Hutan hujan yang lebat telah berkembang di dalam tanah dari dataran tinggi dan di teras. Hutan didominasi dua puluh lima jenis pohon. Pakis, anggrek dan tanaman merambat tumbuh pada cabang-cabang di atmosfer lembab di bawah kanopi. 135 spesies tanaman yang meliputi enam belas tahun yang hanya ditemukan di Pulau Christmas.
Pulau Natal adalah sebuah wilayah luar negeri Australia yang terdiri dari 1 Pulau. Pulau ini terletak di dekat Pulau Jawa, tepatnya di sebelah barat daya Pulau Jawa. Iklimnya merupakan iklim tropis. Pulau Christmas yang merupakan wilayah dari Australia di Samudera Hindia terletak 2.600 kilometer (1.600 mil) dari arah barat laut kota Perth, Australia Barat, 500 km (310 mil) dari arah selatan Jakarta,Indonesia dan 975 km (606 mil) dari Pulau Cocos (Keeling).
Pulau ini memiliki populasi sebesar 1.402 warga yang tinggal di sejumlah "daerah pemukiman" di ujung utara pulau: Flying Fish Cove (juga dikenal sebagai Kampung), Kota Perak, Poon Saan, dan Drumsite.Pulau ini terisolasi secara geografis dan jauh dari jangkauan manusia hingga abad ke-19. Tidak mengherankan jika berbagai flora dan fauna endemik di pulau ini relatif tidak terganggu. Kondisi ini merupakan hal yang penting untuk para ilmuwan dan naturalists.
Pulau ini sebenarnya adalah pulau yang dahulu dihuni oleh bangsa Melayu (Indonesia) namun seperti biasanya dasar dari perilaku penjajah, Inggris seperti halnya Australia, menjadikan penduduk asli pulau ini terpinggirkan dan menjadi orang kedua di tanahnya sendiri, seperti halnya kaum aborigin di Australia. Selain bangsa Melayu, bangsa Tionghoa juga banyak terdapat di Pulau ini. Dahulu mereka didatangkan dari Malaysia dan Singapura sebagai pekerja tambang fosfat (guano).
Kesimpulan :
NATA ku NATAR kami , bukan NATAL , tapi NATAR sebagaimana yang ditulis oleh beberapa penulis dibawah ini

NATAR = Hena Atar = ladang. Untuk kota kecil tempat di Lampung Selatan dan Tapanuli Selatan. Pendiri Drs.Gele Haroen.
(Buku Nama-nama Geografi/Toponym oleh Drs.P.Wayong – Editor Jakarta 1979 ).

NATAL , coorectly NATAR , meaning ground,surface or foundation, is the name of a place on the western coast of Sumatera.The inhabitants are Malays,of Minangkabo mixed with Achehnese, but those of the interior are of the Batak nation. The town is on the shore of an unsafe roadstead,not far from a small rivulet. It’s an emporioum fpr the gold,champor,& benzoin of the inland country,& for the iron,cotton fabrics,& opium given in exchange for them. North of NATAL, & distant about 30 miles from it,is the mount Siduwa-duwa (double mount ),7000 feet high, & east of it, at the distance of 75 miles,the volcanic mount of Seret Barapi (fiery flounce) estimated to be of the height of 5200. The settlement of NATAL founded by the English in 1762, is now a Dutch possession. Latitude north 32” 30” & longitutde east 99” 5”.
NATAL , seharusnya NATAR, berarti tanah,dataran/permukaan atau dasar,adalah nama tempat di pantai barat Sumatera. Penduduknya adalah orang Melayu, Minangkabau campuran Aceh,tetapi dari daerah pedalaman adalah orang Batak. Kota itu terletak pada pantai yang pelabuhannya tidak aman,tidak jauh dari sebuah anak sungai. NATAL adalah pusat perniagaan untuk emas,kapur barus dan kemenyan dari daerah pedalaman dan untuk besi,kain-kain dan candu sebagai tukaran. Disebelah Utara NATAL pada kejauhan kk.30 mil adalah Gunung Siduwa-duwa (gunung kembar), 7000 kaki tingginya dan disebelah Timur pada kejauhan 75 mil adalah Gunung Seret Berapi (gerakan amarah),kk.5200 kaki tingginya. Pemukiman NATAL didirikan oleh Inggris pada tahun 1762 dan sekarang milik Belanda. Letak LU 32” 30” dan BT 99” 5”.
(terjemahan Buku A Descriptive Dictionary of the Indian Island & Adjacent Contries oleh John Crawfurd, Oxford University Press , Kualalumpur 1971. Cetakan I tahun 1856 ).

Terima Kasih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar